Penderitaan Warga Makassar Jelang HUT 416, Mati Lampu dan Air Bersih Sulit

CELEBESTERKINI.com, Makassar – Jelang HUT Kota Makassar ke 416, warga kota ini masih mengalami penderitaan terkait dengan kebutuhan hidup mereka.

Dalam dua bulan terakhir, warga kota harus pasrah dengan kondisi pasokan energi yang tidak stabil. Nyaris setiap hari semua bagian kota terkena pemadaman listrik oleh PLN. “Ini diakibatkan debit air yang kurang maksimal pada beberapa PLTA. Sehingga mengakibatkan pola pengoperasian pembangkit terbatas,” ujar General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulselrabar Moch. Andy Adchaminoerdin seperti dikutip detikSulsel, Jumat (8/9/2023).

Walikota Makassar Danny Pomanto mengaku sudah sangat miris dengan kondisi ini. “Saya kira jalan keluarnya ialah PLN harus punya tanggung jawab sosial. Kita kan tidak mengerti soal naik tegangan atau turun. Siapa yang tahu? Kadang-kadang tegangan turun, rusak,” keluh Danny.

Pemadaman lampu juga diduga memicu kebakaran. Hingga akhir Oktober kasus kebakaran di Kota Makassar, mencapai 340 kejadian. Sekitar 102 di antara jumlah itu diakibatkan korsleting listrik. Hal itu berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran Makassar. Kerugian materiil akibat kebakaran senilai Rp19,12 miliar.

Derita warga Makassar tak hanya persoalan mati lampu. Kebutuhan dasar berupa air bersih juga bermasalah. PDAM Makassar sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas penyediaan air bersih di Makassar, juga sudah menyerah. “Kondisi sumber air baku kita di Lekopancing masih belum stabil. Itu memengaruhi pasokan air ke dua IPA kami di Panaikang dan Antang. Sementara air baku di Sungai Moncongloe juga sangat terbatas,” kata Humas PDAM, Idris Tahir., beberapa waktu lalu.

Warga berharap Pemkot Makassar punya solusi kongkrit mengatasi masalah ini. “Pemkot tak boleh mengeluh dan mencari pembenaran karena itu adalah tugas pokoknya melayani warga. Yang mengeluh mestinya rakyat yang menderita,” kata Rahmatang, warga di Jalan Teuku Umar, Makassar.

Dengan usia Kota Makassar yang sudah memasuki 416 tahun dan visi kota yang dirancang sebagai kota dunia, tak seharusnya kebutuhan dasar seperti energi dan air bersih tidak lagi dikeluhkan. (*/sah)