- CELEBESTERKINI.com, Makassar – Dinamika politik Kota Makassar menuju Pilwali 2024, terus dinamis. Munculnya sejumlah figur baru dengan tampilan performance baru membuatnya berbeda.
Dua figur bakal calon Walikota Makassar dalam beberapa waktu terakhir terlihat paling progressif pergerakannya di lapangan yaitu, Ahmad Susanto dan Rudianto Lallo. Keduanya adalah figur muda yang belakangan muncul menghiasi perpolitikan Makassar.
Rudianto Lallo (RL) adalah Ketua DPRD Makassar yang terlihat paling agresif. Mengusung tagline Anak Rakyat, figur muda yang berasal dari Pulau Lakkang di Tallo ini, bergerak massif dengan sejumlah programnya. Salah satu yang paling menarik perhatikan adalah Jalan Sehat Anak Rakyat. Acara ini dihelat secara bergilir di setiap kecamatan dan diikuti ribuan warga. RL menyediakan sejumlah door prize menarik pada setiap kecamatan seperti sepeda motor.
Sementara itu, Ahmad Susanto, yang merupakan Ketua KONI Makassar bergerak belakangan. Pengusaha muda ini menghentak dengan program bakti sosial berupa pemeriksaan kesehatan dan sunatan massal yang juga dilakukan di semua kecamatan. Ia mengklaim bakal melakukan program itu hingga 306 titik. Mengusung tagline Teman’ta, Ahmad Susanto juga menyasar program dengan jumlah massa besar.
Direktur Nurani Strategic Consulting, Dr. Nurmal Idrus, MM, mengatakan massifitas kedua tokoh muda itu menuju Pilwali 2024 adalah sebuah hal yang wajar sebagai bagian dari uji diri menuju kontestasi. “Ini harus keduanya lakukan dan juga figur lain untuk meraih popularitas bagus di tengah pemilih Makassar. Apalagi, keduanya secara elektabilitas memang belum terlalu bisa bersaing dengan figur lain yang sudah lebih dahulu menghiasi kancah politik Makassar seperti Munafri Arifuddin, Syamsu Rizal, Fatmawati Rusdi dan lainnya,” kata mantan Ketua KPU Makassar ini.


Menurut konsultan yang sukses melakukan pendampingan di sejumlah daerah ini, program-program dengan pengerahan massa besar itu perlu mereka tata dengan manajemen politik yang lebih rapi agar bisa berkontribusi pada peningkatan elektabilitas keduanya. “Ini kesempatan kepada keduanya untuk mendapatkan peluang perluasan elektoral. Misalnya, mereka bisa menggunakan semua itu untuk memperkaya database calon dukungan mereka, membuat pemetaan dukungan beserta potensi peluang raihan dukungan suara mereka,” tambahnya.


Nurmal memastikan, akan ada pergerakan kenaikan keterpilihan keduanya dengan model program seperti itu. “Pasti akan ada kenaikan. Karena akan lebih banyak yang mengenal dan menyukai mereka. Namun besaran persentase kenaikannya akan banyak ditentukan cara mereka memperlakukan program dengan menganalisa output dan outcome program bagi peningkatan kesukaan pemilih dan menjadikannya dasar untuk aksi lanjutan berikutnya,” tukasnya. (sah/ren)