- ASRIANTO KOMENTATOR SEPAKBOLA – Anto – demikian ia disapa, belajar otodidak untuk kemampuannya itu. Tak ada sekolah khusus yang ia tempuh. (ist)
CELEBESTERKINI. com, Soppeng – Skill berbicara cepat tak banyak dimiliki orang. Apalagi jika itu diperlukan untuk memandu jalannya sebuah pertandingan sepakbola.
Asrianto adalah salah satu dari sedikit orang yang mampu melakukannya dengan baik. Skillnya dalam memandu sebuah laga langsung sepakbola, bahkan bisa disejajarkan dengan komentator sepakbola nasional yang biasa kita dengar saat menyaksikan live Liga sepakbola nasional.
Dalam sebulan terakhir, pria yang lahir di Desa Timusu, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, 43 tahun lalu ini, dipercaya sebagai pemandu pertandingan di Turnamen Marioriwawo Cup (MC) III yang saat ini tengah berlangsung. Dalam dua kali gelaran serupa sebelumnya, ia menjadi langganan tetap turnamen.
Anto – demikian ia disapa, belajar otodidak untuk kemampuannya itu. Tak ada sekolah khusus yang ia tempuh. “Sekolahnya, dari pengalaman dan keberanian untuk tampil berbicara,” katanya ketika ditemui disela-sela memandu laga semifinal MC III di Lapangan Hikmat, Takkalala, Soppeng, Jumat, 21/10.
Untuk level area Bosowa, nama Anto adalah jaminan kemeriahan sebuah turnamen sepakbola tarkam. Tanpa kehadirannya, sebuah pertandingan bak sayur tak bergaram.”Kalau tak ada komentator, sepertinya sepi pertandingan,” kata Kemal, salah seorang panitia di MC III.
Penonton bisa mengindetifikasi dengan mudah pemain-pemain yang berlaga di tengah lapangan dengan kehadiran komentator seperti Anto. Profil pemain, asal daerah dan prestasi sang pemain disampaikan secara gamblang. Ia juga punya peran vital dalam mengatur penonton yang kadang sulit diatur. “Jika penonton sudah mulai sulit diatur oleh pengamanan dan berpotensi mengganggu jalannya pertandingan, maka kami bisa dengan mudah mengaturnya dengan sekali teriak” katanya tertawa.
Terbukti, ketika laga semifinal MC III, Jumat, penonton yang antusias sesekali melewati garis lapangan bisa diatur dengan teriakan Anto dari atas panggung. Semua mundur tanpa perlu dikasari.
Sesekali, wasit juga terbantu dengan kehadirannya. Pergantian pemain yang terlambat dilakukan wasit karena terhalang penonton bisa segera dilakukan dengan bantuan komentator dari pinggir lapangan. Demikian pula ketika adanya pemain yang cedera di tengah lapangan tetapi jauh dari pengamatan wasit.
Hebatnya, komentator selevel Anto juga mampu ikut memainkan ritme pertandingan sesuai yang diinginkannya. “Kelihatannya, pertandingan bisa berjalan keras atau lebih lembut sesuai keinginan komentator itu” kata Suriansi Armin, salah seorang penonton di MC III dari Lamuru. Teriakan dan komentarnya menaikkan tensi laga. Penonton pun ikut tegang dan pemain juga makin bersemangat.
Keriuhan akan terjadi ketika terjadi kemelut di depan gawang, apalagi jika terjadi gol. Anto dikenal dengan teriakan “jebreeett’ jika gol tercipta.
Ia mengaku kesenangannya menjadi komentator yang dulunya hanya hobby kini berubah menjadi profesi. “Saya akan terus mengasah kemampuan dengan banyak menyaksikan pertandingan olahraga. Ini bisa jadi profesi yang bagus ke depan,” tukasnya Anto yang mengidolakan komentator nasional Bung Arif Fitrianto dan Bung Valentino Simanjuntak. (sah/ren)