GAJI – Karyawan Garuda Indonesia yang tidak bersedia pensiun dini dan memilih bertahan, manajemen mengaku untuk sementara tidak akan membayar gaji mereka. (ist)
CELEBESTERKINI.com, Jakarta – Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) tengah babak belur karena bisnis utamanya sebagai penerbangan penumpang, tidak berjalan normal akibat wabah corona. Sementara utang perusahaan terus bertambah.
Perusahaan pun mengambil langkah untuk mengurangi jumlah karyawan dengan menawarkan program pensiun dini. Dalam pertemuan internal yang rekamannya bocor ke publik, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan program pensiun dini dibuka mulai 19 Mei 2021 hingga 19 Juni 2021.
“Mereka yang akan mengambil dan bersedia ikut dalam program ini akan memperoleh hak sesuai pasal 64 dalam Perjanjian Kerja Bersama kita mengenai PHK sebelum mencapai usia pensiun normal,” kata Irfan dalam pertemuan internal karyawan, Rabu (19/5).
Namun, bagi yang karyawan Garuda Indonesia yang tidak bersedia pensiun dini dan memilih bertahan, manajemen mengaku untuk sementara tidak akan membayar gaji mereka. Alasannya, karena kas internal memprihatinkan. “Buat mereka yang tidak mengambil program ini tidak akan dibayarkan dulu penghasilannya. Kenapa saya sampaikan itu? Karena kondisi cash kita hari ini sangat mengkhawatirkan,” katanya.
Irfan mengungkapkan utang perusahaan mencapai Rp 70 triliun. Jumlah ini akan terus menggunung. Menurutnya, utang perusahaan akan bertambah lebih dari Rp 1 triliun setiap bulannya, sedangkan pendapatan terus turun karena bisnis penerbangan penumpang seret.
Menurut dia, bulan ini menjadi salah satu bulan terburuk karena pendapatan perusahaan diprediksi hanya USD 56 juta, sementara bayar sewa pesawat USD 56 juta, maintenance USD 20 juta, biaya avtur USD 20 juta, bayar pegawai USD 20 juta. “Kita belum tahu sampai hari ini bagaimana dengan pembayaran gaji di bulan Mei ini. Saya ingin secara terbuka menyampaikan kepada Anda karena waktunya tinggal 6 hari lagi,” katanya.
Dia mengatakan peluang pembayaran gaji secara penuh sangat kecil, termasuk tunjangan perjalanan kerja (Flight dan Tax Allowa Cepat/FTA). Meski begitu, perusahaan akan terus mencoba. “Kita masih coba kerja keras mengupayakan yang menjadi hak, tapi saya ingin menyampaikan kemungkinan bahwa kita bisa membayarkan gaji secara penuh, FTA juga secara penuh, hari ini menjadi sangat kecil,” kata Irfan. (sah/ren)