Connect with us

Internasional

KABAR DARI TANAH SUCI
Perjalanan Melelahkan, Ketat di Check Point, Terbayar dengan Madinah yang Cantik

CELEBESTERKINI.com, Madinah – Lebih dari seratus ribu jamaah haji asal Indonesia, Senin, 10 Juli 2023, hari ini akan tiba di Madinah dari Makkah. Jamaah ini adalah gelombang kedua pemberangkatan jamaah Indonesia yang memulai prosesi Haji di Makkah.

Nurmal Idrus – Madinah

Jamaah itu terbagi dalam tiga jalur haji, yaitu Haji Furoda atau undangan khusus, Haji Khusus dan Haji Reguler yang dikoordinir pemerintah. Sebelum semua haji reguler diberangkatkan, Senin hari ini, gelombang haji Indonesia dari jalur furoda dan khusus sudah berangkat lebih dahulu pada Sabtu – Minggu, 8 – 9 Juli 2023. “Insyaallah pada tanggal 10 Juli 2023 jemaah haji Indonesia yang berada di Makkah akan diberangkatkan ke Madinah,” kata Kepala Sektor Bir Ali dan Terminal Hijrah Daker Madinah Aruji Maswatu di Madinah, Sabtu (8/7/2023).

Haji furoda dan khusus akan berangkat dengan bus dan dan kereta cepat Haramain. Sementara haji reguler keseluruhannya akan diangkut dengan bus. Sebagian besar jamaah plus berangkat dari kawasan Masjidil Haram seperti dari Hilton, Dar Altawhid dan Zam-Zam Tower. Sementara haji reguler diangkut dengan bus yang tersebar di kawasan Asisiyah.

Celebesterkini.com bersama dengan rombongan SISI Tour Makassar, berangkat ke Madinah dengan bus khusus dari terminal bawah tanah Zam-Zam Tower, depan Masjidil Haram, sekita pukul 16.00 WAS. SISI memberangkatkan tiga gelombang jamaah dengan dua bus untuk haji khusus dan satu bus untuk haji furoda.

Jarak Makkah menuju Madinah sekitar 430 KM dengan waktu tempuh 5-6 jam. Ini perjalanan panjang yang melelahkan dan menguras energi jamaah. Sepanjang perjalanan tak banyak yang bisa disaksikan selain tanah tandus, bongkahan batu dan pebukitan yang merangas. Namun jamaah bisa membayangkan perjuangan berat tak terperikan yang dialami Rasulullah beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya ketika berhijrah dari Makkah ke Madinah, tepat pada bulan yang sama saat ini yaitu pada Juni 622 M, silam.

Bus sempat berhenti di rest area yang menjual berbagai masakan Indonesia seperti bakso, bakmi, soto ayam, dan lain sebagainya. Rest area ini berada di KM 224 Makkah – Madinah dan kabarnya restoran bakso ini baru buka empat bulan lalu. Meski harga makanannya jauh di atas harga Indonesia seperti semangkuk bakso yang di dijual SR20 atau sekitar Rp 80.000,-, namun jamaah yang sudah rindu masakan Indonesia langsung menyerbunya.

Sebelum memasuki Kota Madinah, semua bus jamaah haji dari negara mana saja wajib melewati Terminal Hajj. Terminal ini adalah check point semua orang yang masuk ke Kota Madinah. Berada sekitar 17 KM dari perbatasan kota atau hanya lima menit dari tempat miqat di Bir Ali.

Seperti saat akan memasuki Makkah, untuk masuk ke Madinah saat ini tergolong ketat. Nama-nama penumpang bus harus dicocokkan dengan daftar paspor yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi. Jika tak ada namanya dalam daftar, maka jamaah mesti berurusan dengan pihak berwajib Arab Saudi. Meski jamaah tak perlu turun dari bus, namun pemeriksaan awal secara ketat sudah dilakukan sejak berangkat dari Makkah. Sehingga sesampai di Terminal Hajj itu, petugas tinggal memberikan stempel.

Namun, perjalanan jauh yang melelahkan plus pemeriksaan ketat, terbayar dengan keindahan Kota Madinah. Kota yang menjadi epicentrum perkembangan Islam ke seluruh dunia ini adalah kota yang bersih, teratur dan harum. Bersih karena agak sulit menemukan sampah berserakan di sepanjang jalanan kota, teratur karena arsitektur kota yang teratur rapi serta harum karena di sepanjang jalan terutama di seputaran Masjid Nabawi warga kota selalu memasang dupa harum.

Berbeda dengan Makkah yang hiruk pikuk, Madinah amat damai dan tidak terlihat konsentrasi besar jamaah seperti di Makkah. Tata letak kota yang terencana dan terpancang dengan baik menjadi faktor mengapa Madinah begitu teratur. Akses menuju dan keluar dari Masjid Nabawi yang menjadi pusat kunjungan jamaah amat lapang dengan banyak pintu yang terbuka lebar. Topografi seputaran Nabawi yang datar memudahkan untuk membuat akses masuk dan keluar masjid dengan aman. Ini tentu berbeda dengan topografi sekitar Masjidil Haram di Makassar yang berbukit-bukit.

Di Madinah, jamaah yang telah menyelesaikan proses haji nya di Makkah akan lebih santai dengan fokus rangkaian salat lima waktu berjamaah di Masjid Nabawi, selama 40 waktu tanpa putus atau Arbain. Selain itu jamaah akan mengunjungi makam Rasulullah, beribadah di Raudah, mengunjungi berbagai situs peradaban Islam lainnya. (mal)

Continue Reading

Trending