Internasional
Laporan dari Madinah Al Munawarrah
Mengenang Peperangan Nabi di Kota Badar, Suprise Trip dari Al Jasiyah

Perang Badar dianggap sebagai perang terbesar yang pernah dilewati Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat. Perang yang berakhir dengan kemenangan ummat muslim itu mengubah peta dakwah Islam selanjutnya. Celebesterkini.com, mengunjungi wilayah ini, Rabu, 19 Februari 2025.
Dr. H. Nurmal Idrus, MM – Madinah Al Munawarrah
Kunjungan ke Kota Badar, lokasi terjadinya pertempuran besar itu bisa dianggap sebagai suprise trip Travel Al Jasiyah Makassar yang membersamai kami bersama 40 jamaah umrah khusus.
Pasalnya, tour ini sebenarnya tak masuk dalam daftar kunjungan yang telah disepakati dengan jamaah sebelumnya. Apalagi, mengunjungi Kota Badar bukanlah persoalan mudah. Kota ini berada sekira 150 KM arah barat daya Madinah. Perlu waktu dua jam untuk berkendara. Makanya, tak semua travel dari Indonesia menawarkan tour ke Badar ini.
Sebagai tambahan informasi, pertempuran yang terjadi di Desa Badr itu berakhir dengan kemenangan kaum muslimin. Abu Jahal dan 70 orang lainnya tertawan, di antaranya Abbas bin Abdul Muthalib paman Nabi Muhammad. Kemenangan Perang Badr mempunyai nilai penting bagi perkembangan dakwah Islam selanjutnya.

Penulis di Shuhada Street. (ist)
Perang Badar antara kaum Muslimin dari Madinah dengan penyembah berhala Quraisy dari Mekkah itu terjadi pada 624 M atau Ramadhan 2 H.
Pada 17 Ramadan 2 Hijriah, umat muslim menghadapi pertempuran yang besar menghadapi pasukan Quraisy yang dicatat dalam Al-Quran dengan nama perang Badar. Saat itu, sebanyak 313 pasukan umat muslim harus menghadapi pasukan Quraisy yang berjumlah 1.000 orang.
Pertempuran tersebut berakhir dengan kemenangan kaum muslimin dan merupakan salah satu pertempuran terkenal dalam sejarah Islam.
Saat di Badar, jamaah berkunjung ke Maqbaroh Syuhada Badar. Sebuah situs makam yang di dalamnya ada 14 syuhada yang mati dalam Perang Badar. Jamaah juga singgah di lokasi pertempuran yang merupakan tanah lapang yang kini masih dibiarkan seperti aslinya.
Jamaah juga singgah di Jabal Malaikat. Sebuah gunung pasir di Badar.
Jabal Malaikat merupakan gunung di Arab Saudi yang dipercaya menjadi tempat turunnya ribuan malaikat membantu pasukan Rasulullah SAW dalam menghadapi pasukan Quraisy pada saat perang Badar. Kemenangan pasukan muslimin diyakini juga karena dibantu para malaikat itu.

Jamaah berfoto di Jabal Malaikat, Kota Badar. (ist)
Dalam kunjungan ini, jamaah Al Jasiyah juga disuguhi pengalaman mencicipi kuliner arab di sebuah restoran. Pembimbing umrah Ustad Maarif menyebut kuliner itu sebagai Nasi Buhari.
Cara penyajiannya sangat unik. Pengunjung restoran dibagi dalam 4 sampai 5 orang setiap kelompok. Pelayan kemudian menuangkan hidangan untuk 4 orang itu dalam sekali sajian di atas wadah plastik.

Menikmati kuliner unik di restoran Nasi Buhari. (ist)
Saat menyajikan itulah keunikan terjadi. Pelayan membanting nampang makanan dan memukulnya dengan keras yang menimbulkan bunyi keras. Nampang makanan yang digunakan akhirnya penyok di semua sisi.
Sesi terakhir tour dilakukan dengan mengunjungi pabrik percetakan Al-Qur’an terbesar di dunia. Percetakan kitab suci umat Islam ini berada di Kompleks Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd atau Majma Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif. Lokasi percetakan ini tak jauh dari Masjid Nabawi. Hanya berjarak sekitar 11 kilometer. (bersambung)
Foto Headline: Jamaah Al Jasiyah berpose di depan tugu Syuhada di Badar. (ist)
- Politik2 years ago
Irma Buat Rivalitas Nasdem di Sulsel IX Memanas
- Internasional2 years ago
CELEBESTERKINI DARI TANAH SUCI
Mamin Melimpah, Ada Cafe Gratis - Daerah2 years ago
Supriansa Sebut SMA 4 Soppeng Sekolah Pinggir Gunung Berkontribusi Nasional
- Daerah2 years ago
Mabrur, Jamaah Haji Soppeng Mendarat Sebentar Subuh
- Lokal2 years ago
Lekopancing Mengering, Makassar Menuju Darurat Air Bersih
- Kesehatan2 years ago
Rawat Inap tak Manusiawi, Pemerintah Bakal Rombak Sistem Kelas BPJS Kesehatan
- Politik2 years ago
Beban Berat di Pundak Komisioner Baru KPU Soppeng, Ini Harapan Publik
- Politik2 years ago
Salman Alfariz Sukardi, Caleg Millenial Asal Soppeng yang Berjuang Menembus Pertarungan di Dapil Makassar B