- CELEBESTERKINI.com, Makassar – Kisruh DPC Gerindra Soppeng yang dipicu oleh ancaman Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap dua kadernya di DPRD Soppeng, Muhammad Eka Syafri Agelsyah dan Asmawi, bisa berakhir buruk bagi masa depan partai di Bumi Latemmamala.
Asmawi yang lolos dari Dapil Soppeng V, Kecamatan Marioriwawo, terancam PAW setelah menjadi terpidana kasus pembalakan hutan. Sementara Eka Syafri dari Dapil Soppeng I, Kecamatan Lalabata – Ganra, terancam PAW karena disebut mengabaikan salah satu kewajiban terhadap partainya.
Ketua DPC Gerindra Soppeng, Hj. Henny Latief, membenarkan masalah itu. “Keduanya punya masalah dan saat ini tengah dilakukan proses pengusulan untuk PAW keduanya,” katanya, beberapa waktu lalu.
Peneliti dari MeanPoll Research, Imran Mahmud, mengatakan Gerindra harus segera mencari figur baru dengan kemampuan sama Eka Syafri dan Asmawi. “Jika tidak mendapatkan kader dengan kemampuan sama dari keduanya, maka Gerindra bisa kehilangan kursi di DPRD Soppeng usai Pemilu 2024,” katanya, ketika dikonfirmasi di Makassar, Jumat, 24 Februari 2023.
Eka Syafri yang akrab disapa Ferry misalnya mendapatkan suara lebih dari 3.000 dukungan di Dapil Soppeng 1. Tak ada Caleg lain di bawahnya yang mampu mendekati perolehan suaranya. “Gap Ferry dengan figur lain di Soppeng 1 sangat besar. Itu menjadi pekerjaan rumah bagi Gerindra untuk segera menutupnya. Apalagi, Pemilu 2024 mendatang, Soppeng I ini berkurang kuota kursi dari 7 menjadi hanya 6 kursi,” ujarnya.
Hal sama terjadi di Dapil Soppeng V. Asmawi yang mencetak dukungan juga di atas 3.000-an terlalu perkasa bagi calon lain. Range dukungan Asmawi dengan peraih suara kedua Maswaeni sangat besar. “Gerindra Soppeng saya pikir pasti tahu kondisi ini. Dan mereka mungkin kini sedang menyiapkan kader pengganti dengan kemampuan setaraf,” tukasnya. (sah/ren)
