Connect with us

Internasional

KABAR DARI TANAH SUCI
Hanya Satu dari Indonesia, Manusia Pilihan Ini Kajian Islam di Nabawi

CELEBESTERKINI.com, Madinah – Tak banyak orang dari Indonesia yang punya kemampuan seperti dirinya. Bahkan kini, dia menjadi satu-satunya sosok dari tanah air yang dipercaya para ulama besar di Masjid Nabawi, Kota Madinah, untuk memberikan berbagai kajian tentang Islam di masjid yang dibangun oleh Rasulullah itu. Sosok langkah itu adalah Ustad Ariful Bahri.

Dr. Nurmal Idrus, MM – Madinah

Selasa, 11 Juli 2023, ba’da Magrib, CELEBESTERKINI.com ikut meriung dengan sekitar 1.000-an jamaah Masjid Nabawi di depan sebuah podium berupa kursi. Lokasinya berada di area dalam Nabawi sekitar pintu masuk nomor 19, atau Badr Gate. Untuk diketahui, ada 41 pintu di Masjid Nabawi yang tersebar dari semua arah. Pintu 19 ini berada di sisi utara. Agar jamaah tidak mengalami kebingungan, tiap-tiap pintu diberi penanda papan nomor yang sangat besar dan mudah terlihat dari bagian luar dan dalam masjid.

Celebesterkini dapatkan posisi titik itu setelah seorang jamaah menunjukkan bahwa di lokasi itu saban hari ba’da Magrib dilakukan kajian dalam berbahasa Indonesia.

Saat datang, sejumlah jamaah telah duduk rapi mengelilingi sebuah podium kayu dimana seorang penceramah sudah duduk di sana. Bersorban ala timur tengah dengan jenggot yang lebar, sang Ustad berbicara di depan jamaah dengan nada yang teratur, intonasi suara yang tegas serta pelafalan melayu yang fasih.

Kajian malam itu membahas tentang pentingnya haji bagi umat Islam. “Mengapa Allah SWT mewajibkan haji, itu karena agar kita bisa mencontoh, mempelajari dan memahami apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW,” katanya.

Menurutnya, hikmah pelaksanaan ibadah haji bagi umat Islam juga makin menguatkan iman. Ibadah haji mendorong seseorang untuk menegaskan kembali pengakuannya atas keesaan Allah SWT, serta penolakan terhadap segala bentuk kemusyrikan. “Hal ini karena Haji merupakan kilas balik atau kembali napak tilas peristiwa penemuan keesaan Allah oleh Nabi Ibrahim AS. Ia akan semakin percaya bahwa firman Tuhan telah ia buktikan sendiri kebenarannya selama beribadah di Tanah Suci,” tegasnya.

Kajian Islam itu berjalan sekitar satu jam dan selesai beberapa saat sebelum azan Isya dikumandangkan. Begitu sang ustad menutup kajiannya, ratusan jamaah langsung menyerbu ke podium.
Ada yang meminta berfoto dan ada juga yang menanyakan sejumlah pengalaman sang ustad.

Dalam bincang-bincang singkat yang diikuti Celebsterkini.com, ustad Ariful Bahri mengaku sudah mengampuh kajian itu selama tiga tahun terakhir atau sejak 2019. Sebelumnya, pengajian itu diampuh oleh Ustaz Firanda Andirja dan Ustaz Abdullah Roy yang keduanya kini telah pulang ke Indonesia.

Pria 31 tahun ini mengatakan, program pengajian berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi itu bertujuan untuk memberikan bekal ilmu kepada jemaah haji dan umrah. Diharapkan, jemaah pulang tidak hanya membawa oleh-oleh, tapi ilmu agama ke tanah air. “Program kajian ini adalah lanjutan dari kajian Ustaz Firanda dan Ustaz Roy, kebetulan mereka sudah tamat kuliah dan kosong hampir satu tahun,” kata mahasiswa S3 Jurusan Akidah di Universitas Islam Madinah (UIM) ini, seperti dikutip dari laman kumparan.

Bukan sembarang orang yang bisa mengisi pengajian di Masjid Nabawi. Sebelumnya pengelola Masjid Nabawi mengajukan permohonan kepada UIM untuk mencarikan mahasiswa S3 untuk mengisi kajian berbahasa Indonesia. Lantas, kampus memilih mahasiswa yang dianggap layak melakukannya.

Ariful mengatakan, salah satu yang dilihat dalam pemilihan itu adalah nilai mahasiswa yang baik. Kemudian kampus mengajukan namanya ke pihak Masjid Nabawi. Tapi prosesnya tidak berhenti sampai di situ, ada ujiannya. “Lalu diadakan pertemuan dengan syeikh-syeikh kibar (besar) di sini. Diadaptasi lagi, dites, ditanya-tanya,” kata Ariful.

Ketika ditanya bagaimana dia bisa terpilih, Ariful mengatakan, “Saya bukan yang terbaik, biasa-biasa saja, ini semua taufik dari Allah.”

Ariful pertama kali datang ke Madinah untuk kuliah S1 di UIM pada 2007. Ketika itu ada 52 santri dari Indonesia yang terpilih mendapat beasiswa UIM. Ariful, lulusan pesantren Anshorussunnah, adalah satu dari dua santri terpilih dari Riau. “Setiap tahun UIM memberi beasiswa bagi 192 negara, terbanyak dari Indonesia dan Nigeria,” kata dia.

Tinggal 12 tahun di Saudi sebagai mahasiswa, Ariful mengaku gembira. Dia juga memboyong istri dan kedua anaknya yang berusia 5 tahun dan 3 bulan. Dia mengatakan, pemerintah dan masyarakat Saudi sangat dermawan dalam memberikan hadiah kepada mahasiswa Indonesia..

Dia mengimbau santri Indonesia untuk mencari informasi di internet jika ingin mendapat beasiswa di UIM. Selain itu, para santri juga harus mempersiapkan diri dengan baik karena persaingan semakin ketat.

Biasanya, kata dia, UIM mengutamakan santri dari daerah-daerah minim pengajaran Islam di Indonesia, seperti Papua.

Namun syarat wajib untuk mendapatkan beasiswa itu adalah hafal Al-Quran dan pandai bahasa Arab. “Tapi semua intinya adalah dari Allah,” kata Ariful. (kump/mal)

Continue Reading

Trending