Connect with us

Internasional

EVALUASI ARMINA (2)
Berlimpah di Khusus, Air Sisa di Reguler

CELEBESTERKINI.com, Makkah – Ada biaya ada fasilitas. Pomeo itu berlaku di semua segmen kehidupan termasuk juga dalam pelaksanaan ibadah wajib ummat muslim seperti pelaksanaan ibadah Haji.

CEO CELEBESTERKINI.com, Dr. Nurmal Idrus, MM yang ikut dalam pelaksanaan Haji 1444 H/2023 ini, berkesempatan merekam perbedaan dua fasilitas yang diterima jamaah haji biasa atau reguler dengan haji khusus dan haji furoda. Pemantauan dilakukan pada dua titik krusial haji yaitu fasilitas wukuf di Padang Arafah dan Mabit di Muzdalifah dan Mina.

Namun, tak melulu berbeda, untuk pelaksanaan haji tahun ini, fasilitas yang diterima jamaah haji plus yang membayar minimal Rp 250 Juta ada juga yang mirip dengan haji biasa yang membayar maksimal Rp 50 juta, ada juga persamaannya.

Perbedaan

Selain masalah posisi maktab dan ketersediaan fasilitas toilet yang berbeda, maktab haji reguler dan haji plus di Arafah dan Mina (Armina) juga berbeda dari sisi pelayanan makan/minum dan suasana maktab.

Di maktab haji reguler, penyediaan makan dan minum dikelola langsung oleh sebuah syarikah (perusahaan) swasta yang dilegalisasi Pemerintah Arab Saudi yang kemudian dipilih oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Syarikah mengikuti tender penyediaan maktab oleh Kemenag yang pemenangnya kemudian bertanggungjawab pada semua fasilitas maktab.

Kemenag nanti tinggal membawar paket Armina yang kisarannya sekitar Rp 23 juta per jamaah. Sementara untuk haji plus pembayarannya langsung oleh pihak travel yang kisarannya pada angka Rp 30 juta – Rp 45 juta per jemaah.

Perbedaan harga itu membuat layanan urusan perut itu berbeda bak langit dan bumi. Makanan dan minuman untuk haji reguler di Armina disediakan oleh Syarikah Mashariq, operator swasta yang memenangkan tender haji.

Makanan dan minuman itu dipasok dalam bentuk boks. Dipasok tiga kali sehari, pagi, siang dan malam. Pagi di jam 08.00, siang pukul 15.000 dan malam pukul 21.00, semua waktu Arab Saudi.

Persoalannya, semua makanan itu punya masa kadaluwarsa karena berbentuk boks. Di Arafah, sejumlah jamaah mengeluhkan makanan yang diberikan sudah dianggap tak layak karena terlambat diterima. Makan pagi diterima siang hari, sementara makanan siang diterima sore hari. Isi boks kadang juga tak mengundang selera lidah Indonesia. “Biasa ada daging tetapi besar-besar dan keras. Buahnya juga sebiji ji,” kata salah seorang jamaah asal Soppeng di Maktab 14.

Hal berbeda dengan fasilitas makanan dan minuman jamaah plus. Mereka dilayani oleh Syarikah Dayut Al Bait dengan sistem prasmanan. Kapan saja mereka mau makan tinggal ambil, bahkan meski bukan jam makan. Menu makanan mereka juga disesuaikan dengan lidah Indonesia. Seperti rendang, sate, ayam goreng, dan sayuran.

Persoalan air minum menjadi masalah yang paling memiriskan di Maktab Jamaah Haji Reguler. Kepada Celebesterkini.com, sejumlah jamaah mengaku terpaksa berbagi air minum dengan temannya karena kurangnya pasokan air. Padahal, saat puncak wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah itu, matahari di atas Arafah sedang panas-panasnya hingga mencapai 45 derajat Celcius. Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas sempat memoprotes masalah pasokan air minum ini saat bertemu Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Taufiq F Al Rabiah, seusai pelaksanaan wukuf.

Sementara, untuk urusan minum, jamaah haji plus sangat dimanjakan. Syarikah menyediakan dua kulkas besar di setiap dapur yang berisi air mineral dan jus kotak dingin yang tak pernah habis. Tak hanya itu, pada setiap titik prasmanan mereka bisa mengambil ice cream berbagai jenis, sepuas hati.

Tak puas dengan itu, jamaah haji plus juga dimanjakan pihak maktab dengan cafetaria yang menyediakan banyak rahan minum dingin dan panas yang tak terbatas, dan semua bisa dinikmati gratis.

Untuk semua fasilitas itu, jamaah plus memang wajar mendapatkannya. Penelusuran celebesterkini.com mendapati bahwa untuk layanan super enak itu setiap jamaah mesti membayar kira-kira minimal Rp 27 juta atau Rp 9 juta per hari selama berada di Armina.

Situs Kemenag menyebutkan, harga pelayanan Arafah-Mina
setelah swastanisasi Muasasah menjadi syarikah kini harga pelayanan menjadi SAR 5,658 – SAR 10,247. Kisaran harga tersebut apple to apple, berlaku untuk fasilitas dan pelayanan yang sama. (Sah/bersambung)

Continue Reading

Trending